Jumat, 09 Mei 2014

Segera Berpaling pada Pandangan Pertama



Hadits

عَنْ جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظْرَةِ اْلفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِي أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي (رواه مسلم والحاكم والبيهقي)

            Diriwayatkan dari Jarir bin ‘Abdillah, ia berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw tentang pandangan yang tidak disengaja dan beliau memerintahkan diriku untuk memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim, al-Hakim, dan al-Baihaqi)


Syarah

Rasulullah sangat menggarisbawahi dan berkali-kali memperingatkan para sahabat akan bahay dari pandangan mata. Para sahabat menyadari benar pesan nabi ini. Akan tetapi, bukankah tidak mungkin seseorang menutup matanya sambil berjalan? Bagaimana jika ia melihat pemandangan indah di depannya tanpa sengaja? Oleh karena itu, Jarir bin Abdullah memberanikan diri untuk bertanya kepada nabi tentang hal itu. Rasulullah dengan tegas menjawab, “Segera palingkan pandanganmu!” 

Pandangan yang tak disengaja memang sering kali menjadi pangkal berlanjutnya kemaksiatan. Tidak jarang dari pandangan pertama itu muncul suatu rasa yang menggelora di dalam dada. Jadi perintah Rasulullah agar kita segera, pada detik itu juga, memalingkan pandangan. Ibarat sebuah teguran terhadap orang yang tiba-tiba terhipnotis oleh sesuatu yang menghanyutkan.

Hanya saja tidak semua orang dapat mengendalikan matanya. Banyak di antara mereka yang kemudian membiarkan matanya terbawa oleh apa yang dilihatnya, sesudah pandangan yang tanpa sengaja itu terjadi. Pada saat yang demikian, iman seseoranglah yang kemudian berbicara. Apakah ia akan menuruti nafsu pandangannya ataukah memilih berpaling. 

Orang-orang yang beriman kuat, yang mengenal benar nafsu dalam dirinya, tentu akan memilih berpaling. Ia tau bahwa pandangan yang diperturutkan hanya akan membuat jiwa hatinya gelisah oleh mimpi-mimpi. Membuat jiwanya lelah karena godaan nafsu yang menggelagak tak terturuti. Ia sadar jika mampu menjaga pandangannya, ia justru akan mendapatkan ketenangan karena nafsu dalam dirinya tidak bergolak. Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi Saw dalam sabdanya:
“Tidaklah seorang muslim melihat kejelitaan seorang perempuan pada kesempatan pertama, kemudian ia menundukkan matanya, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai peribadatan yang kelezatannya ia rasakan.” (HR. Ahmad)

Semoga kita semua, baik yang sudah menikah dan terlebih lagi yang belum, mampu menjaga pandangan kita dari hal-hal yang dapat mengotori dan menggelapkan hati. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar